Minggu, 16 Januari 2011

(+) vs (-) film My Name Is Khan (sebuah analisis singkat)




Sebuah film yang disutradarai oleh Karan Johar yang berdurasi kurang lebih 2,5 jam ini sempat menarik perhatian public termasuk saya sendiri. Alur cerita yang menarik  dengan mengangkat tema wajah muslim amerika pasca tragedy 11 September yang menyentuh ini membuat “my name is khan” terlihat berbeda dengan film India pada umumnya. Banyak pesan positif yang tersirat dalam film ini, sikap saling menolong kepada sesama manusia meskipun berbeda agama dan ras merupakan hal yang patut di contoh, seperti yang dilakukan oleh rizwan khan saat membantu korban badai di Wilhemina.  Sikap Rizwan mengundang simpati oleh muslim lain yang juga ikut membantu para korban badai. Dalam Islam, kita diwajibkan untuk menjaga hubungan sesame umat manusia tanpa membeda-bedakan ras ataupun agama. Selain itu, keteguhan dalam memegang janji juga merupakan salah satu hal yang positif yang disampaikan oleh film ini. Pesan ibunda riswan Khan bahwa  hanya ada 2 jenis manusia di dunia yakni orang baik dan orang jahat sangat di pegang teguh oleh rizhwan. Namun, tanpa disadari sikap rizwan membawa paham Islam Liberal dalam Film ini. Pesan ibunya yang sangat dipegang teguh olehnya, membuat dia tetap menikahi mandira yang note bene beragama Hindu. Hal ini jelas-jelas nelanggar akidah Islam yang mengharamkan menikah dengan orang di luar ahli kitab (berbeda agama). Sisi negative yang lain, adik Rizwan Khan, Zakir Khan yang tidak menyetujui pernikahan ini dianggap orang yang tidak toleran.
Suatu ketika, saudara Ipar Rizwan Khan, istri Zakir (Haseena) yang sedang memakai hijab, di tarik hingga jatuh dan hijabnya terlepas. Pasca saat itu, dia melepaskan hijabnya demi menyesuaikan diri dengan keadaan. Meskipin hanya sementara waktu, dan dia kembali mengenakan hijabnya, hal ini sangat bertentangan dalam Islam yang mewajibkan wanita Muslim mengenakan hijab dalam keadaan apapun. Dalam bagian ini, lagi-lagi pesan yang dibawa mengatasnamakan “toleransi”. Dalam film ini jelas terlihat “toleransi yang kebablasan”. Kewajiban menolong sesama merupakan toleransi yang diperbolehkan dalam Islam, Selain itu, semua bentuk toleransi yang berhubungan dengan akidah, ibadah serta hal-hal yang berhubungan dengan syariah adalah dilarang dalam Islam.
                Di sisi lain, film ini juga memperlihatkan tentang sikap paranoid oleh sebagian warga Amerika terhadap muslim, yang sangat rentan dengan tuduhan “teroris”. Terlihat dari sikap para preman-preman yang menyerang sebuah motel yang mereka kira dimiliki oleh seorang muslim, dan tindakan para polisi yang menahan Rizwan Khan saat berada di Bandara. Dalam film ini, Rizwan khan juga  mematahkan anggapan “teroris” bagi umat muslim dengan melempari “Dr. Rehman” yang mencoba melencengkan pesan Alquran dengan menganggap bahwa “teroris” merupakan jihad atau perjuangan Islam. Seperti yang kita ketahui bahwa Sesungguhnya Islam merupakan agama yang cinta perdamaian dan tidak memperbolehkan “menyerang” kelompok lain kecuali dalam rangka mempertahankan diri.
                Satu hal yang paling penting dan mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa film ini juga mengandung propaganda politik. Film ini membentuk “image” Obama, sang pemimpin baru Negara adikuasa merupakan pemimpin yang paling toleran, dengan memberikan kesempatan kepadsa Rizwan Khan untuk menyampaikah pesannya, yang selalu gagal disampaikan pada presiden sebelumnya. Penonton film menjadi ter “hipnotis” dengan turut mengele-elukan presiden Obama yang dianggap sang pahlawan, yang seakan-akan berbeda dengan presiden sebelumnya.


Sebuah catatan...
Menurut Owen Chadwik Kata “Liberal” secara harfiah artinya bebas (free) dan terbuka, artinya “bebas dari berbagai batasan” (free from restraint) Seandainya kita sifatkan dengan kata Islam berarti Islam yang bebas dan terbuka. Kita akui dalam Islam memang tidak ada paksaan namun bukan berarti bebas secara total. ‘Islam’ itu sendiri memiliki makna “pasrah”, tunduk kepada Allah dan terikat dengan hukum-hukum yang dibawa Muhammad SAW. Dalam hal ini, Islam tidak bebas. Tetapi disamping Islam tunduk kepada Allah SWT, Islam sebenarnya membebaskan manusia dari belenggu peribadatan kepada manusia atau makhluk lainnya. Jadi, bisa disimpulkan Islam itu “bebas” dan “tidak bebas”.

Rabu, 10 Maret 2010

who am i..??

Saya adalah orang yang terbuka dalam segala hal..
Selalu mendengar setiap kata-kata bijak dan memandang segala yang terjadi sebagai pengalaman hidup..
.

LAILA RAHMA SIAMI
B 501 06 008